I Just Want To Be Loved
Aku adalah perempuan. Namaku
Hanny. Ibuku memberikan ku nama itu saat aku dilahirkan. Kata Ibuku Hanny
artinya Sayang. Tapi sejak kecil aku tidak pernah merasa disayang. Masa kecilku
begitu sulit kujalani. Aku merupakan anak yang terkena imbas dari kekacauan
rumah tangga orang tuaku. Sejak kecil aku selalu menjadi yang sasaran utk
disalahkan. Sebelum adikku lahir kedunia ini, masa kecilku mulai berubah. Aku selalu mendapat pukulan jika melakukan kesalahan. Umurku waktu
itu 7 tahun, begitu belia. Orang tua ku memang cukup tempramental. Aku masih
mengingat bagaimana suara ayahku berteriak disaat adik kecilku menangis di
tengah malam. Aku masih mengingat
kata-katanya, keingingannya untuk membanting adikku ke lantai rumah. Aku begitu
takut, setiap kali mereka bertengkar. Ibuku justru memperparah situasi dengan
membiarkannya begitu saja. Ia tidak perduli dengan amarah ayahku, ia menganggap
itu adalah anaknya jadi terserah ingin melakukan apa. Di malam itu aku hanya
pura-pura tertidur, mencoba memejamkan mata, aku dipenuhi oleh ketakutan.
Semakin kami bertumbuh aku dan adikku tidak pernah akur. Kami selalu
bertengkar, aku begitu kesal dengan adikku yang selalu dibela oleh kedua orang
tua ku. Aku merasa mereka tidak menyayangiku. Setiap kali aku melakukan
kesalahan aku dimarahi, jika itu adalah kesalahan adikku aku juga yang harus
menanggung nya.
Semasa kecil aku sering melihat
ayah dan ibuku bertengkar. Mereka saling mencaci, berteriak, bahkan membanting
piring dan gelas. Aku hanya tersudut di balik lemari dengan rasa takut yang aku
lakukan hanya bisa menangis melihat orang tua ku seperti itu. Sampai akhirnya
ibuku pergi dari rumah membawa adikku kemudian
ayahku pergi bekerja. Aku ditinggal sendirian dirumah sudah menjadi hal
yang biasa. Sehabis pulang sekolah sudah biasa bagiku masuk kerumah tidak ada
orang, bahkan ketika aku terbangun di tengah malam disebelahku bukanlah ibu dan
ayahku, melainkan tetanggaku yang diizinkan masuk oleh ibu untuk menjagaku.
Suatu hari aku tertidur pulas sampai sore sehabis pulang sekolah, sampai-sampai
aku tidak mendengar kalau ayahku sudah pulang bekerja. Tiba-tiba saat aku
tertidur tanganku ada yang menarik, aku diseret keluar dalam kondisi belum total bangun dan aku mengusap wajahku.
Kemudian aku menangis karena terkejut dan lengan sakit, ya orang itu adalah ayahku. Dia amat
marah karena aku tidak membukakan pintu, sampai dia harus memecahkan kaca rumah
dan mengunci ku diluar rumah saat bada maghrib itu. Aku gadis kecil yang malang,
menangis diluar sendirian. Apakah ayahku begitu tega membangunkan anaknya yang
sedang tidur dan menyeretnya keluar saat ia belum benar-benar dalam kondisi
terbangun? Aku mengakui bahwa dahulu aku
memang perempuan kecil yang nakal, suka memanjat pohon, berendam banjir,
hujan-hujanan, naik sepatu roda sampai tidak tahu waktu. Ya aku mengakui kalau
aku nakal, tapi apakah wajar seorang anak kecil yang sedang aktifnya bermain harus
mengalami pukulan oleh sapu dan gantungan yang sampai patah hingga punggung nya
robek dan terluka karenanya? Aku merasa arti namaku hanya nama belaka. Tidak
ada artinya
Walaupun aku tumbuh dari keluarga
yang tidak harmonis dan masa kecilku kurang kasih sayang. Tetapi aku justru tumbuh
menjadi seorang yang mampu menahan amarah, pemaaf dan tidak mudah berpangku
tangan pada orang lain. Aku sudah memaafkan kesalahan orang tuaku terdahulu.
Aku sudah memaafkannya dari hati yang terdalam karena aku sudah mengerti
kondisi mereka. Dahulu ayah dan ibuku mengalami collapse dalam rumah tangga,
mereka mengalami masa terburuk dan ujian hidup menghampiri keluargaku terus
menerus. Masalah financial, ketidaksetiaan, latar belakang mereka yang
menyebabkan mereka begitu tempramental, aku memahaminya. Alhamdulillah,
keluarga ku kini sudah jauh lebih baik. Ayah dan ibuku merubah perilakunya
sedikit demi sedikit. Walaupun terkadang masih memarahi kami, tetapi
ia sudah bersikap jauh lebih baik dibanding 10 tahun lalu. Terima kasih Tuhan
sudah menjaga keluargaku, aku mencintai mereka. Sangat mencintai mereka. Walaupun
aku tidak pernah mengucapkan ini kepada kedua orang tuaku, tetapi aku selalu
mendoakan mereka. Dalam hatiku aku sangat ingin membahagiakan mereka dan
membalas semua hal yang pernah dia berikan kepadaku. Semoga kami selalu dalam lindunganMu. Amin
Seiring waktu aku tumbuh remaja
dan umurku sekarang 20 tahun. Saat ini aku berkuliah di Universitas Indonesia.
Semua ini berkat ibu dan ayahku yang tak henti-hentinya mendoakan dan
mengajarkan ku ilmu yang bermanfaat untukku. Terutama ibuku, sejak kecil ia
selalu mendidikku dengan keras. Setiap malam aku dituntut harus belajar dan
menyetor perkalian kepada ibuku. Jika tidak hafal aku akan dicubit dan tidak
boleh bermain. Aku ingat saat nilai ulangan matematika ku 4 dan aku
menyembunyikkannya di bawah tempat tidur, dan saat ketahuan ibuku langsung
memukul ku dan mengajarkanku lagi sampai aku mengerti. Anak bodoh itu kini bisa
masuk UI berkat beliau. Aku mendapatkan pelajaran hidup dan mendengarkan banyak
cerita, pengalaman, sejarah, dan ilmu sosial dari ayahku. Ayahku seorang
manajer disebuah toko swalayan sehingga sikap kepemimpinan dan pembawaan
dirinya sangat tegas. Terkadang aku sampai tertidur pulas mendengar cerita masa
kecilnya di tanah Bengkulu. Semua itu sudah berlalu, sekarang sudah jarang
sekali bisa bertemu dengan mereka. Aku harus ngekos di Depok, ibuku dirumah
bersama adik-adikku dan ayahku bekerja di Makassar. Kami semua terpisah hanya
dapat bertemu 2 bulan sekali karena kesibukkan masing-masing. Terkadang aku
sangat merindukan masa kecil ku yang masih bisa makan bersama, setiap hari
bertemu mereka, menonton tv bersama, bermain badminton bersama ayah dan tidur
bersama. Kini semuanya hanya ada dalam kenangan, tersimpan dalam memori.
Selama aku berkuliah disini. Aku
hanya memiliki teman-teman dan sahabat-sahabat baik yang menemani hari-hari ku.
Keluarga ku jauh dan jarang bertemu. Awalnya semua berjalan dengan baik. Namun
di semester ini kegiatan ku begitu banyak. Pekerjaan, organisasi, mengajar,
tugas kuliah sangat menyita waktuku. Bahkan aku menulis ini saja mencuri-curi
waktu sehabis belajar utk uts besok. Karena kesibukan ku ini, aku sampai
melupakan banyak hal. Melupakan tugas, makan, tidur cukup, kuliah. Semua itu
menjadi berantakan. Aku menjadi mementikan satu hal dan menyepelekan hal
lainnya. Aku mengalami kebingungan. Mana yang harus aku kerjakan lebih dahulu. Sedangkan
semuanya harus diselesaikan pada waktu yang bersamaan. Aku mulai keteteran dan
management waktuku menjadi berantakan. Pasalnya aku dulu adalah orang yang
paling tidak suka hari libur, aku tidak pernah bolos sekolah atau kuliah, dan
aku pun sangat tidak suka mengerjakan sesuatu secara deadline. Tetapi kini
semuanya terbalik. Aku menjadi sangat deadline, bahkan tugas sampai ada yang
terlewat utk dikerjakan. Sering bolos kuliah karena keperluan mendadak di
organisasi. Saat ini aku membutuhkan hari libur. Kegiatan dan pekerjaan ku
benar-benar membuatku tidur hanya 4-5 jam saja perhari. Jam tidurku sudah tidak
teratur kadang bergadang hingga sakit. Sehabis kuliah harus bergegas ke
perpustakaan untuk bekerja, terkadang mengajar lalu malam harinya ada rapat
atau mengerjakan tugas yang menumpuk. Bahkan hari sabtu-minggu pun terasa
seperti hari biasa, tetap sibuk mengerjakan tugas-tugas. Begitu terus setiap
harinya. Rasanya jika ada 1 hari tambahan setelah hari Minggu, aku ingin
memintanya. Sampai akhirnya
teman-temanku merasa muak dengan sikapku.
Teman-teman baikku Yuli, Retta, Sherly, Nti, Angel semuanya pergi meninggalkanku.
Mereka marah karena aku menyepelekan tugas kuliah dibanding tugas organisasi.
Aku melihat dari segi urgensi dan aku sudah menyusun prioritasku tetapi
sepertinya mereka tidak mengerti. Mereka meninggalkan ku sendiri. Tak ada
satupun yang tersisa. Aku selalu ingat kebaikan mereka dan menyayangi mereka. Tetapi
sepertinya hanya aku yang sendiri yang berfikir demikian. Aku cukup kecewa
dengan mereka. Mereka tidak bisa menjaga perasaanku sama sekali bahkan tidak
mampu bersikap sopan terhadap ku. Jadi ku rasa tidak masalah jika aku harus
kehilangan mereka. Mungkin itu yang terbaik. Dan sepertinya mereka juga menginginkan
hal ini terjadi. I’ll be okay and usually to be alone.
Komentar
Posting Komentar